Matematika Alam Semesta: Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur’an
Oleh: Arifin Muftie
Benarkah Bilangan Prima Merupakan Bahasa Universal Alam Semesta?
Bilangan prima dalam matematika diyakini merupakan salah satu
misteri alam semesta, karena hingga era komputer sekarang ini pun, ia
banyak dimanfaatkan sebagai sistem kodetifikasi (pengkodean, penyandian)
berbagai hal yang penting dan rahasia. Di alam semesta, ia “diduga”
menjadi bahasa universal yang dapat dipahami oleh semua makhluk
berkecerdasan tinggi dan dipakai sebagai komunikasi dasar antar mereka.
Bahkan sejak dahulu, sebagian ilmuwan meyakini adanya hubungan erat
bilangan prima dengan desain kosmos.
Berdasarkan kajian mutakhir atas al-Qur’an, ditemukan bahwa Sang Pencipta al-Qur’an dan Alam Semesta menjaga dan memelihara Kitab Mulia ini, antara lain, dengan sistem kodetifikasi berbasis bilangan prima. Dengan memanfaatkan temuan sains modern dan kajian mutakhir para ilmuwan Muslim terhadap al-Qur’an, buku ini mengajak pembaca menangkap isyarat-isyarat al-Qur’an yang tersembunyi dalam kodetifikasi bilangan prima.
Berdasarkan kajian mutakhir atas al-Qur’an, ditemukan bahwa Sang Pencipta al-Qur’an dan Alam Semesta menjaga dan memelihara Kitab Mulia ini, antara lain, dengan sistem kodetifikasi berbasis bilangan prima. Dengan memanfaatkan temuan sains modern dan kajian mutakhir para ilmuwan Muslim terhadap al-Qur’an, buku ini mengajak pembaca menangkap isyarat-isyarat al-Qur’an yang tersembunyi dalam kodetifikasi bilangan prima.
Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur’an
Mufasir modern sepakat bahwa al-Qur’an dalam penggambarannya sangat istimewa, karena struktur sistematikanya matematis.
1
Al-Qur an menggunakan kodetifikasi bilangan prima secara bertingkat:
surat, ayat, kata, dan huruf. Dua dekade yang lalu, pembahasan masalah
seperti ini merupakan hal yang sensitif, karena bisa dipandang
“memperkosa” ayat-ayat al¬Qur’an. Di satu sisi, tingkat penemuan yang
membahas angka-angka masih “dangkal” — sehingga kurang menarik. Namun
kini, dengan banyaknya alat bantu seperti komputer dan kemajuan di
bidang sains yang berhubungan satu sama lain, studi mengenai
“kodetifikasi” al-Qur’an makin menampakkan hasil-nya yang luar biasa.
Tentu saja, walaupun isinya sama. Hanya al-Qur’an mushaf Ustmani
saja yang dipakai, dan hanya versi itulah yang memenuhi kriteria
kodetifikasi al-Qur’an, sebagaimana bahasa aslinya pada saat wahyu
diturunkan.
Penomoran surat dan penempatan ayat disusun berdasarkan petunjuk Nabi
Muhammad SAW, tidak sama dengan urutan turunnya wahyu. Hal ini
membingungkan para mufasir klasik selama berabad-abad dan menjadi
sasaran kritik para Orientalis. Sekarang telah diketahui, karena di
samping susunan isinya yang serasi dan harmonis, pembaca yang serius
akan menemukan contoh-contoh struktur bilangan prima dari ratusan
struktur yang ada. Istimewa sekali karena struktur tersebut menggunakan
bilangan prima kembar, di samping ujicoba dengan menggunakan Hukum Benford untuk “melihat keaslian” al-Qur’an.
Apa benar dalam al-Qur’an terdapat kodetifikasi tertentu? Mana mungkin dalam kitab “antik” ada struktur matematika¬nya?
Segala “Sesuatu” dengan Hitungan yang Teliti
Paling tidak, terdapat dua ayat yang memberikan informasi bagi kita bahwa al-Qur’an diturunkan dengan “hitungan”. Pertama,
dalam Surat al-Jinn, Tuhan menciptakan segala sesuatu (kejadian dan
semua objek di alam semesta) dengan “hitungan yang teliti satu persatu”,
yaitu dari kata Arab, ‘adad.
“Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu
satu persatu.” (QS al-Jinn/72 : 28).
Esensi ayat ini adalah bahwa ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu,
tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek alam, penciptaan di
bumi dan langit, dan struktur al-Qur’an, tidak ada yang kebetulan.
Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti. Sebenarnya bila
diketahui, (sebagian) ilmu tersebut meliputi risalah-risalah yang
disampaikan dan ilmu yang ada pada para Rasul. Dalam kehidupan modern
sekarang pun, kita akan menjumpai “hitungan tersebut”, mulai dari yang
sederhana sampai yang paling rumit.
Oksigen (O2) memberikan kehidupan kepada semua makhluk di
bumi melalui sistem pernafasan; sangat vital. Tetapi bila kelebihan
hitungan satu atom, ia akan menjadi ozon (O3); yang bila
dihirup manusia boleh jadi menyebabkan bencana. Tetapi bila ditempatkan
di atas atmosfer bumi, maka ia sangat berguna untuk menyerap sebagian
sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya (radiasinya) bagi makhluk di
bumi. Demikian juga karbon adalah elemen kimia yang sangat penting bagi
semua makhluk hidup, karena semua organisme dibangun dari senyawa
karbon.2 Tetapi bila ia bersenyawa dengan oksigen yang
sama-sama berguna. Senyawa baru tadi menjadi gas yang berbahaya bagi
manusia, yaitu CO2
Lebih lanjut untuk memahami “hitungan yang terstruktur” atau al-’adad:
Hitungan yang sangat teliti atau lebih rumit kita dapatkan pada hormon manusia. Misalnya, C18H24O2 adalah horman estrogen yang bertanggung jawab atas sifat-sifat kewanitaan. Berlebih hitungan satu atom karbon saja, ia menjadi C19H28O2 Hormon testosteron, yang bertanggung jawab atas sifat-sifat pria.3
Hitungan yang terstruktur ditemukan juga pada DNA, sangat rumit dan mencengangkan:
Terdapat 3 miliar kode kimia dalam DNA yang harus dipecahkan oleh
ilmuwan: setiap sel manusia merupakan sebuah ensiklopedia yang memuat
informasi sejuta halaman. Setiap individu manusia akan berbeda
informasinya terdiri dari sekitar 100 triliun sel, artinya terdapat 100
triliun perpustakaan yang sama. Sebuah gambaran yang sulit dipercaya:
100 triliun x 1000 buku ilmu pengetahuan. Isinya Iebih banyak dari butir
pasir di dunia. Sistem hitungan ini sangat kompleks. Semua makhluk
hidup diplanet ini telah diciptakan menurut Paparan kode yang ditulis
dalam bahasa yang sama.4
Kedua, al-Qur’an menjelaskan bahwa untuk
menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan
lainnya), maka ia memberikan kita “enkripsi” atau “kode” bilangan 19.
Dalam bahasa al-Qur’an disebut “suatu perumpamaan yang sangat aneh”,
atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para
pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah
kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan “menentang”
kitab.
Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al-Muddatstsir:
“Neraka (saqar) adalah pembakar kulit rnanusia. Di atasnya ada
sembilan belas (19) penjaga Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu
untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang¬orang yang diberi
al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman bertambah
imannya, dan supaya orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan): ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai
suatu perumpamaan?’ “ (al-Muddatstsir 74: 29-31)
Kisah ini awalnya dimulai ketika-menurut at-Turmudzi, yang meriwayatkan dari sahabat Nabi, Jabir ibn ‘Abdillah’ 5
– sebagian orang Yahudi bertanya kepada sekelompok sahabat Nabi saw,
“Apakah Nabi anda mengetahui jumlah penjaga neraka?” Maka turunlah ayat
ini kepada Nabi, karena ditanyakan oleh para sahabat. Riwayat lain
menyimpulkan, ketika turun ayat 30 surat ini, Abu Jahal berkata, “Kalian
adalah orang-orang kuat dan pemberani, apakah kalian tidak mampu
mengalahkan ke-19 penjaga neraka itu? Salah seorang di antara mereka
yang bernama Abu al-Ayad ibn Kaidah al-Jumahiy, berkata dengan
angkuhnya, “Dengan tangan kananku kukalahkan sepuluh dan dengan tangan
kiriku sembilan”.
Dari situ, angka 19 menjadi “perumpamaan yang aneh”
atau matsal bagi para ilmuwan yang membaca al-Qur’an. Karena ditemukan
ratusan struktur matematis yang berhubungan dengan bilangan prima.
Struktur Utama
Struktur matematis al-Qur’an sangat bervariasi, tetapi yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19.
Struktur Pertama
Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam al-Qur’an. Jumlah surat di dalam al-Qur’an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19).
Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui
pula, isi al-Qur’an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan
komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
Struktur Kedua
Ditemukan kode-kode tertentu sebagai pengawasan paritas. Sehingga isi
yang diterima diyakini asli oleh “pembaca”, dan tidak berubah.
Al-Qur’an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54
surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil. Contohnya adalah al-Fatihah
dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil. Tetapi al-Baqarah dengan
286 ayat merupakan surat dengan ayat genap.
Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan
paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat
genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.105 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+….+114= 6.555.
Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat
dipertukarkan – jika tertukar – struktur di atas tidak berlaku.
Misalnya, Surat al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah
maka jumlah ayat-ayat yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang
ganjil menjadi 3.106.
Struktur Ketiga
Parity check juga ditemukan dalam pembagian nomor surat dengan jumlah ayatnya-menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Al-Qur’an dengan 114 surat terbagi dua susunannya:
1. 57 surat yang homogen, di mana nomor suratnya sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil
Contoh Surat al-Fatihah atau “Pembukaan’ dengan nomor surat 1 atau
ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh
lain adalah Surat al-Baqarah atau “Sapi Betina”. Nomor surat 2 atau
genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surat homogen ini, jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.236, atau sama banyaknya dengan jumlah ayat al-Qur’an seluruhnya!
2. 57 surat yang heterogen, di mana nomor suratnya berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjil-genap.
Misalnya, Surat Ali’Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200
atau genap. Jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.555 atau sama dengan jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+….+114). Dengan rumus sederhana:
( N + 1 ) / 2 x N = 115 / 2 x 114 = 115 x 57 = 6.555
Bila kedua kelompok surat ini dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan prima: 6.236 + 6.555 =12.791, bilangan prima ke-1.525. Struktur ini merupakan enkripsi antara jumlah nomor surat dengan jumlah ayat al-Qur’an.
TABEL 4.1.
KLASIFIKASI SURAT HOMOGEN & SURAT HETEROGEN.6
KLASIFIKASI SURAT HOMOGEN & SURAT HETEROGEN.6
57 SURAT HOMOGEN ==> 57 SURAT HETEROGEN
NAMA SURAT > No.surat >Ayat ==> NAMA SURAT >No.surat >Ayat
Al Fatihah (Pembukaan) 1. 7 ==> Al-Imran (Keluarga Imran). 3. 200
Al-Baqarah (Sapi Betina). 2. 286 ==> Al Maidah (Hidangan). 5. 120
An-Nisa’ (Wanita). 4. 176 ==> Al-An’am (Binatarg Temak). 6. 165
At Taubah (Pangampunan). 9. 129 ==> AI-A’raf (Tempat Tertinggi). 7. 206
Hud (Hud) 11. 123 ==> Al-Anfal (Rampasan Perang). 8. 75
Ar-Ra’d (guruh) 13. 43 ==> Yunus (Yunus) 10. 109
Ibhrahim 74. 52 ==> Yusuf (Yusuf) 12. 111
Al-Hijr 15. 99 ==> Maryam 19. 98
An-Nahl (Lebah). 16. 128 ==> Thaha 20. 135
Al-Isra’ (Memperjalankan di Malam Hari) 17. 111 ==> Al-Anbiya’ (Nabi-nabi) 21. 112
AI-Kahfi (Gua). 18. 110 ==> AI-Mu’minun (Orang-orang yg Beriman) 23. 118
AI-Hajj (Haji). 22. 78 ==> Asy-Syu’ara’ (Para Penyair). 26. 227
An-Nur (Cahaya). 24. 64 ==> Luqman 31. 34
Al-Furqan (Pembeda). 25. 77 ==> Ya Sin 36. 83
An-Naml (Semut). 27. 93 ==> Ash-Shaffat (Yang Bersaf-saf). 37. 182
AI-Qashash (Cerita-cerita). 28. 88 ==> AI-Mu’min (Orang yang Beriman). 40. 85
AI-’Ankabut (Laba-laba). 29. 69 ==> Fushshilat (Yang Dijelaskan). 41. 54
Ar-Rum (Bangsa Romawi) 30. 60 ==> Asy-Syura (Musyawarah). 42. 53
As-Sajdah (Sujud). 32. 30 ==> Ad-Dukhan (Kabut). 42. 59
Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu). 33. 73 ==> Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir) 46. 35
Saba’ (Kaum Saba). 34. 54 ==> Muhammad 47. 38
Fathir (Pencipta). 35. 45 ==> AI-Fath (Kemenangan). 48. 29
Shad 38. 88 ==> AI-Hujurat (Kamar-kamar). 49. 18
Az-Zumar (Rombongan¬rombongan). 39. 75 ==> Qaf (Qaf). 50. 45
Az Zukhruf (Perhiasan). 43. 89 ==> Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan) 51. 60
A!-Jatsiyah (Yang Berlutut). 45. 37 ==> Ath-Thur (Bukit). 52. 49
AI-Wnqi’ah (Hari Kiamat) 56. 96 ==> An-Najm (Bintang). 53. 62
AI-Hadid (Besi). 57. 29 ==> AI-Qamar (Bulan). 54. 55
AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan Gugatan). 58. 22 ==> Ar-Ralrrnnrr (Yang Maha Pemurah) 55. 78
AI-Munafiqun (Orang-orang Munafik). 63. 11 ==> AI-Hasyr (Pengusiran). 59. 29
At-Taghuibun (Hari Ditampakkan Kesalanan-2). 64. 18 ==> AI-Mumtahanah (Perempuan yg Diuji). 60. 13
AI-Tahrim (Mengharamkan). 66. 12 ==> Ash-Shaff (Barisan). 6l. 14
AI-Qalam (Pena). 68. 52 ==> Al Juma’ah (Hari Jum’at} 62. 11
AI-Ma’arij (Tampat-tampat Naik). 70. 44 ==> Al-Thalaq (Talak). 65. 12
Al-Jin (Jin). 72. 28 ==> AI-Mulk (Kerajaan). 67. 30
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul). 74. 56 ==> Al Haqqah (Hari Kiamat) 69. 52
An-Naba’ (Berita Besar). 78. 40 ==> Nuh (Nuh). 71. 28
‘Abasa (la Bermuka Masam). 80. 42 ==> AI-Muzzanmmil (Orang yang Berselimut). 73. 20
At-Takwir (Menggulung). 81. 29 ==> AI-Qiyamah (Hari Kiamat). 75. 40
AI-A’Ia (Yang Paling Tinggi) 87. 19 ==> AI-Insan (Manusia). 76. 31
A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan) 88. 26 ==> AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus). 77. 50
AI-Balad (Negeri) 90. 20 ==> An-Nazi’at (Malaikat-malaikat yg Mencabut). 79. 46
Asy-Syams (Matahari) 91. 15 ==> AI-lnfithar (Terbelah). 82. 19
Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalah Naik). 93. 11 ==> AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang). 83. 36
Alam Nasyrah (Melapangkan) 94. 8 ==> Al-Insyiqaq (Terbelah). 84. 25
Al-Qadr (Kemuliaan) 97. 5 ==> AI-Buruj (Gugusan Bintang). 85. 22
Al-Bayyinah (Bukti) 98. 8 ==> Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari). 86. 17
AI-Qari’ah (Hari Kiamat) 101. 11 ==> AI-Fajr (Fajar) 89. 30
At-Takatsur (Bermegah – megahan) 102. 8 ==> Al-Lail (Malam) 92. 21
Al ‘Ashr (Masa) 103. 3 ==> At-Tin (Buah Tin) 95. 8
Al-Fil (Gajah) 105. 5 ==> Al-’Alaq (Segumpal Darah) 96. 19
Quraisy (Suku Quraisy) 106. 4 ==> Az-Zalzalah (Kegoncangan) 99. 8
AI-Ma’un (Barang-barang yang Berguna) 107. 7 ==> Al- ‘Adiyat (Kuda Perang yg Berlari Kencang) 100. 11
Al-Lahab (Gejolak Api) 111. 5 ==> Al Humazah (Pengumpat) 104. 9
AI-Iklrlatilr (Memurnikan Keesaan Allah) 112. 4 ==> AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak) 108. 3
AI-Falaq (Waktu Subuh) 113. 5 ==> AI-Kafirun (Orang-orang Kafir) 109. 6
An-Nas (Manusia) 114. 6 ==> An-Nashr (Pertolongan) 110. 3
_____________________________________________________________________
Jumlah SURAT+ AYAT = 6.236 ==> Jumlah SURAT+ AYAT = 6.555
_____________________________________________________________________
Jumlah SURAT+ AYAT = 6.236 ==> Jumlah SURAT+ AYAT = 6.555
Struktur Keempat
Berpasangan sempurna dan simetris. Pemilihan angka 114 sangat luar biasa. Pembaca akan mendapatkan jumlah surat yang sama banyaknya, yaitu masing-masing 38
surat. Partisi kiri dan kanan, atau kelompok 1 dan 3, jumlah nomor
surat menghasilkan bilangan,yang simetris sempurna sama banyak¬nya, dan
merupakan kelipatan 19, yaitu (19 x 114). Sedangkan partisi tengah menghasilkan bilangan kelipatan 19, yaitu (19 x 117).
Partisi sebelah kiri adalah bilangan yang dapat dibagi habis oleh 2,
tetapi bila bilangan tersebut juga dapat dibagi oleh angka 3, maka ia
masuk ke partisi tengah. Sedangkan partisi kanan, adalah bilangan yang
tidak dapat dibagi 2 dan atau 3, atau juga merupakan sisanya. Lebih
detail, dijelaskan dalam Tabel 42.7
TABEL 4.2
SURAT AL-QUR’AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS
SURAT AL-QUR’AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS
Dapat dibagi 2:
38 surat bernomor: 2, 4, 8,
10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32,
39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56,
58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80,
82, 86, 88, 92, 94, 98, 100,
104, 106, 110, 112.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!
38 surat bernomor: 2, 4, 8,
10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32,
39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56,
58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80,
82, 86, 88, 92, 94, 98, 100,
104, 106, 110, 112.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!
Dapat dibagi 3:
38 surat bernomor: 3, 6, 9, 12,
15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,
39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60,
63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84,
87, 90, 93, 96, 99, 102, 105,
108, 111, 114.
Jumlah 2.223 (19 x 117)!
38 surat bernomor: 3, 6, 9, 12,
15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36,
39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60,
63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84,
87, 90, 93, 96, 99, 102, 105,
108, 111, 114.
Jumlah 2.223 (19 x 117)!
Tidak dapat Dapat dibagi 2 & 3:
38 surat bernomor: 1, 5, 7, 11,
13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35,
37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59,
61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83,
85, 89, 91, 97, 95, 101, 103,
107, 109, 113.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!
38 surat bernomor: 1, 5, 7, 11,
13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35,
37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59,
61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83,
85, 89, 91, 97, 95, 101, 103,
107, 109, 113.
Jumlah 2.166 (19 X 114)!
Struktur Kelima
Hanya ada 19 surat, tidak lebih tidak kurang-dari
114 surat-di mana jumlah nomor surat dengan nomor ayatnya merupakan
bilangan prima (Tabel 4.3).
TABEL 4.3
19 SURAT YG JUMLAH NOMOR SURAT & AYATNYA MERUPAKAN BILANGAN PRIMA
19 SURAT YG JUMLAH NOMOR SURAT & AYATNYA MERUPAKAN BILANGAN PRIMA
No. > Nama Surat > No.Surat > No.Ayat > Jumlah
1. AI-Anfal (Rampasan Perang) 8. 75. 83
2. Ad-DUkhan (ASap) 44. 59. 103
3. AI-Hujurat (Kamar-kamar) 49. 18. 67
4. Ath-Thur (Bukit) 52. 49. 101
5. AI-Qamar (Bulan) 54. 55. 109
6. AI-Hasyr (Pengusiran) 59. 24. 83
7. AI-MUmtahanah (Perempuan yg Diuji) 60. 13. 73
8. AI-Jamu’ah (Hari Jum’at) 62. 11. 73
9. AI-MUIk (Kerajaan) 67. 30. 97
10. AI-Insan (Manusia) 76. 31. 107
11. AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus) 77. 50. 127
12 AI-Infthar (Terbelah) 82. 19. 101
13. AI-Buruj (Gugusan Bintang) 8S. 22. 107
14. Ath-Thariq (Bintang Penembus) 86. 17. 103
15. AI-Lail (Malam) 92. 21. 113
16. At-Tin (Buah Tin) 95. 8. 103
17. Az-Zalzalah (Kegoncangan) 99. 8. 307
18. AI-Humazah (Pengumpat) 109. 9. 113
19. An-Nashr (Pertolongan) 110. 3. 113
1. AI-Anfal (Rampasan Perang) 8. 75. 83
2. Ad-DUkhan (ASap) 44. 59. 103
3. AI-Hujurat (Kamar-kamar) 49. 18. 67
4. Ath-Thur (Bukit) 52. 49. 101
5. AI-Qamar (Bulan) 54. 55. 109
6. AI-Hasyr (Pengusiran) 59. 24. 83
7. AI-MUmtahanah (Perempuan yg Diuji) 60. 13. 73
8. AI-Jamu’ah (Hari Jum’at) 62. 11. 73
9. AI-MUIk (Kerajaan) 67. 30. 97
10. AI-Insan (Manusia) 76. 31. 107
11. AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus) 77. 50. 127
12 AI-Infthar (Terbelah) 82. 19. 101
13. AI-Buruj (Gugusan Bintang) 8S. 22. 107
14. Ath-Thariq (Bintang Penembus) 86. 17. 103
15. AI-Lail (Malam) 92. 21. 113
16. At-Tin (Buah Tin) 95. 8. 103
17. Az-Zalzalah (Kegoncangan) 99. 8. 307
18. AI-Humazah (Pengumpat) 109. 9. 113
19. An-Nashr (Pertolongan) 110. 3. 113
Struktur Keenam
Jumlah 19 surat yang pertama dari surat dengan
jumlah ayat-ayat bilangan prima merupakan kelipatan 19 sebagaimana
ditunjukkan di bawah ini.
TABEL 4.4
19 SURAT PERTAMA DARI AYAT-2 BILANGAN PRIMA
19 SURAT PERTAMA DARI AYAT-2 BILANGAN PRIMA
No. > No. surat > Nama surat> Banyaknya ayat
1. 1 AI-Fatihah (pembukaan) 7
2. 10 Yunus(Yunus) 109
3. 13 Ar-Ra’d (Petir) 43
4. 26 Asy-Syu’ ara’ (Penyair) 227
5. 33 AI Ahzaab (Golongan-golongan) 73
6. 36 Yasin 83
7. 42 Asy-Syura (Musyawarah) 53
8. 43 Az-Zukhruf(Perhiasan) 89
9. 44 Ad-Dukhan(Asap) 59
10. 45 AI-Jatsiyah (Yang Berlutut) 37
11. 48 AI-Fath (Kemenangan) 29
12. 57 AI-Nadld (Besi) 29
13. 60 AI-Mumtahanah (perempuan yang diuji) 13
14. 62 AI-Jumu ah (Hari )um’at) 11
15. 63 AI-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) 11
16. 76 AI-Insan (Manusia) 31
17. 81 AI-Takwir (Menggulung) 29
18. 82 AI-Infithar (Terbelah) 19
19. 86 Ath-Thariq (Bintang Penembus) 17
Jumlah 969 ( 19 x 51 )
1. 1 AI-Fatihah (pembukaan) 7
2. 10 Yunus(Yunus) 109
3. 13 Ar-Ra’d (Petir) 43
4. 26 Asy-Syu’ ara’ (Penyair) 227
5. 33 AI Ahzaab (Golongan-golongan) 73
6. 36 Yasin 83
7. 42 Asy-Syura (Musyawarah) 53
8. 43 Az-Zukhruf(Perhiasan) 89
9. 44 Ad-Dukhan(Asap) 59
10. 45 AI-Jatsiyah (Yang Berlutut) 37
11. 48 AI-Fath (Kemenangan) 29
12. 57 AI-Nadld (Besi) 29
13. 60 AI-Mumtahanah (perempuan yang diuji) 13
14. 62 AI-Jumu ah (Hari )um’at) 11
15. 63 AI-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) 11
16. 76 AI-Insan (Manusia) 31
17. 81 AI-Takwir (Menggulung) 29
18. 82 AI-Infithar (Terbelah) 19
19. 86 Ath-Thariq (Bintang Penembus) 17
Jumlah 969 ( 19 x 51 )
Struktur Ketujuh
Al-Qur’an juga terbagi dua, 29 surat dengan sisipan huruf di permulaan surat (fawatih), suatu kombinasi misterius dari abjad, seperti nun, shad, alif lam.
Semuanya ada 14 huruf Arab yang telah digunakan. Kombinasi-kombinasi
huruf itu meru¬pakan awalan, dengan 2 surat pengecualian, hanya pada
surat Makiah. Angka 29 adalah bilangan prima, bilangan
ke-10. Sisanya 85 surat, dengan faktor prima 5 dan 17, tidak mempunyai
sisipan huruf. Berhubungan dengan perintah shalat, 5 kali sehari
berjumlah 17 raka’at.
Dari 29 surat yang mempunyai sisipan ini, terstruktur sebagai berikut:
19 surat di mana kombinasi hurufnya merupakan ayat tersendiri. Contohnya adalah Surat al-Baqarah, surat nomor 2. Sisanya, 10 surat, hurufnya bukan merupakan ayat tersendiri.
19 surat di mana nomor suratnya bukan bilangan prima. Contohnya, Surat Thaha, surat nomor 20. Sisanya,10
surat, bernomor bilangan prima: 2, 3, 7, 11, 13,19, 29, 31, 41, dan 43.
Coba perhatikan, surat 19 ditempatkan pada urutan nomor 6 dari urutan
bilangan prima pada 10 surat tadi, artinya (6 x 19 =114), sama banyaknya
dengan jumlah surat al-Qur’an. Jumlahnya pun: 2 + 3 + 7 + 11 + 43 =
197, 199 merupakan bilangan prima kembar, bilangan prima ke-46.
Surat 19 , Maryam, merupakan surat yang ke-10 dari 29 surat ini.
TABEL 4.5
TABEL SURAT FAWATIH, 29 SURAT
TABEL SURAT FAWATIH, 29 SURAT
No. > No. surat > Ayat > Nama > Inisial
1. 2. 286 Al-Baqarah A.L.M
2. 3. 200 Ali’ Imron A.L.M
3. 7. 206 Al-A’raf A.L.M.S
4. 10. 109 Yunus A.L.R
5. 11. 123 Hud A.L.R
6. 12. 111 Yusuf A.L.R
7. 13. 93 Ar-Ra’ d A.L.M.R
8. 14. 52 Ibrahim A.L.R
9. 15. 99 AI-Hijr A.L.R
10. 19. 98 Maryam K.H.Y.A.S
11. 20. 137 Thaha T.H
12. 26. 227 Asy-Syu’ ara T.S.M
13. 27. 93 An-Naml T.S
14. 28. 88 Al-Qashas T.S.M
15. 29. 69 Al-Ankabut A.L.M
16. 30. 60 Ar-Rum A.L.M
17. 31. 39 Luqman A.L.M
18. 32. 30 As-Sajdah A.L.M
19. 36. 93 Yasin Y.S
20. 38. 88 Shad S
21. 40. 95 Al-Mu’ min M.M
22. 41. 54 Fushshilat H.M
23. 42. 53 Asy-Syura H.M.’A.S.Q
24. 43. 89 Az-Zukhruf H.M
25. 44. 59 Ad-Dukhan H.M
26. 45. 37 Al-Jatsiyah H.M
27. 46. 35 Al-Ahqaf H.M
28. 50. 45 Qaf Q
29. 68. 52 AI-Qalam N
2. 3. 200 Ali’ Imron A.L.M
3. 7. 206 Al-A’raf A.L.M.S
4. 10. 109 Yunus A.L.R
5. 11. 123 Hud A.L.R
6. 12. 111 Yusuf A.L.R
7. 13. 93 Ar-Ra’ d A.L.M.R
8. 14. 52 Ibrahim A.L.R
9. 15. 99 AI-Hijr A.L.R
10. 19. 98 Maryam K.H.Y.A.S
11. 20. 137 Thaha T.H
12. 26. 227 Asy-Syu’ ara T.S.M
13. 27. 93 An-Naml T.S
14. 28. 88 Al-Qashas T.S.M
15. 29. 69 Al-Ankabut A.L.M
16. 30. 60 Ar-Rum A.L.M
17. 31. 39 Luqman A.L.M
18. 32. 30 As-Sajdah A.L.M
19. 36. 93 Yasin Y.S
20. 38. 88 Shad S
21. 40. 95 Al-Mu’ min M.M
22. 41. 54 Fushshilat H.M
23. 42. 53 Asy-Syura H.M.’A.S.Q
24. 43. 89 Az-Zukhruf H.M
25. 44. 59 Ad-Dukhan H.M
26. 45. 37 Al-Jatsiyah H.M
27. 46. 35 Al-Ahqaf H.M
28. 50. 45 Qaf Q
29. 68. 52 AI-Qalam N
Coba perhatikan susunan surat pada tabel sebelumnya. Surat al-’Ankabut atau “Laba-laba”, terletak di posisi tengah, de¬ngan nomor surat 29.
Sebelumnya terdapat 14 surat fawatih dan sesudahnya juga terdapat 14
surat fawatih. Surat fawatih ini mulai dari surat nomor 2, al-Baqarah,
sampai dengan nomor 68, Surat al-Qalam. Posisi ini simetris murni. Lebih
lanjut, surat ke-5 dari tengah (15) adalah surat nomor 19, dan surat
ke-5 setelahnya adalah surat nomor 38, atau (2 x 19).
Perhatikan pula, dari Surat Maryam nomor 19 sampai akhir, ada 19 surat
fawatih. Demikian pula, sebelum Surat Shad nomor 38, terdapat 19 surat fawatih.
Struktur atau bentuk (10 + 19) surat-surat ini makin
jelas, karena baik Surat Maryam maupun Surat Shad sama-sama terletak di
posisi nomor 10, dari urutan depan dan dari urutan belakang.
Apakah Muhammad SAW yang Mengatur Itu?
Profesor Bassam Jarrar8 menemukan bahwa, selain pengaturan
jumlah huruf-huruf sisipan tadi, turunnya surat teratur berdasarkan
nomor urutan dan jumlah huruf sisipan.
1. Surat al-Qalam, bernomor 68, adalah surat pertama fawatih yang turun dengan sisipan huruf Nun. Fawatih ini tidak diulangi (hanya satu kali), karena berikutnya surat 50, Qaf, dengan huruf qaf.
Diulang kedua kalinya pada ayat pertama surat 42, asy-Syura. Di sini
menariknya: surat ketiga yang muncul adalah surat nomor 38, Shad, dengan
huruf fawatih shad. Diulang hingga tiga kali pula, yaitu ayat pembukaan pada surat nomor 7 dan nomor 19. Lalu, apa artinya? Artinya, turun pertama kali, nun dipakai satu kali. Turun kedua, qaf dipakai 2 kali. Turun ketiga, shad, dipakai 3 kali.
2. Di antara surat fawatih, surat nomor 2 sampai dengan surat nomor 68, terdapat 38 surat bukan fawatih, atau (2 x 19)! Lebih lanjut, bilangan 38 ini sama dengan kemunculan huruf fawatih: Alif, Lam, Mim, dan sebagainya.
TABEL 4.6
JUMLAH KEMUNCULAN HURUF FAWATIH
JUMLAH KEMUNCULAN HURUF FAWATIH
No. Inisial/fawatih Muncul (kali) => No. Inisial/fawatih Muncul (kali)
1. A.L.M : 8x => 8. T.S : 3x
2. A.L.M.S : 1x => 9. Y.S : 1x
3. A.L.R : 6x => 10. 5′ : 3x
4. A.LM.R : 1x => 11. H.M : 7x
5. K.H.Y.’A.S’ : 1x => 12. H.M.’A.S.Q : 1x
6. T.H : 1x => 13. Q : 2x
7. T.S.M : 2x => 14. N : 1x
Jumlah 20x => Jumlah 18x
2. A.L.M.S : 1x => 9. Y.S : 1x
3. A.L.R : 6x => 10. 5′ : 3x
4. A.LM.R : 1x => 11. H.M : 7x
5. K.H.Y.’A.S’ : 1x => 12. H.M.’A.S.Q : 1x
6. T.H : 1x => 13. Q : 2x
7. T.S.M : 2x => 14. N : 1x
Jumlah 20x => Jumlah 18x
Jumlah total = 20 + 18 = 38 atau ( 2×19 )
Coba perhatikan surat-surat fawatih ini. Mereka disusun sangat unik,
simetris satu sama lain, dan surat nomor 29 diletakkan di tengah-tengah 29 surat.
Dengan kata lain 114 surat al-Qur’an ditandai dengan 19 surat yang
membentuk bilangan prima-jumlah nomor surat dan ayatnya. Ditandai pula
dengan 29 surat fawatih, di mana dalam 29 surat itu di-enkripsi dengan 19 surat lagi berupa huruf fawatih yang merupakan ayat tersendiri. Simetris sempurna karena surat bernomor 29 diletakkan di tengah diapit simetris oleh surat 19 dan surat bernomor 38 atau (19 x 2). Sedangkan sisanya 85 surat, (17 x 5), adalah hasil kali dua bilangan prima kembar berhubungan dengan shalat. “Kebetulan” kata Allah yang ke-19 berdampingan dalam satu ayat dengan kata shalat yang ke-17 dalam Surat an-Nisa’ ayat 103, bukan surat fawatih (dijelaskan dalam Bab Shalat).
Kita lihat juga dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk
kombinasi huruf fawatih ada 14 bentuk, sama dengan huruf Arabnya, yaitu
sisipan dari: N, Q, H, S, T, ‘A, Y, H, K, R, ‘Sh, M, L, A.
Surat al-’Ankabut: Penengah, Sistem Heksagonal, Gelembung Alam Semesta
Surat nomor 29, al-’Ankabut atau Laba-laba, atau
surat penengah, karena terletak di tengah-tengah surat fawatih, urutan
ke-15. Berjudul laba-laba karena dalam surat ini terdapat hanya satu
ayat yang menceritakan “rumah laba-laba”, yaitu pada ayat 41.
“Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba” (al-’Ankabut 29 :41).
Lalu mengapa al-Qur’an menunjuk rumah laba-laba sebagai perumpamaannya?
Dalam matematika, bilangan 29 adalah bilangan prima kembar dengan
pasangan 31. Bagian paling menarik dari surat ini adalah hubungan antara
“rumah laba-laba” yang berbentuk heksagonal atau bersudut 6 dengan
bilangan prima kembar, serta hipotesis susunan (banyak) alam semesta.
Bentuk heksagonal, dengan segi 6 bersudut 60° adalah bentuk geometri
yang paling efisien dalam memanfaatkan semua area yang ada, karena
dengan volume yang sama tetapi didapat dengan jumlah keliling yang
paling sedikit, dibandingkan bentuk segi lainnya9 – misalnya,
segi 8 atau segi 5. Tidak heran pola heksagonal ini- menurut NASA –
dapat ditemukan di mana-mana, di alam semesta, baik teratur (tertutup)
maupun tidak teratur (terbuka), karena efisien. Misalnya, sarang
laba-laba, sarang (sel) lebah, molekul atom, sel surya, kabel serat
optik, buah jeruk, dan kristal es yang membeku 10. Hipotesis
dari para ahli kosmos di Inggris, misalnya, Sir Martin Rees: bentuk
(banyak) alam semesta seperti tersusun dari ukuran yang sama dengan
sebuah gelembung kecil yang dikelilingi 6 gelembung-gelembung lainnya-
menjadikan bentuk yang paling kompak dengan pola heksagonal. Lalu
mengapa angka 6? Ilmuwan matematika berpendapat bahwa umumnya kelipatan
angka 6 selalu diikuti oleh bilangan prima baik sebelumnya atau
sesudahnya. Bahkan beberapa di antaranya membentuk bilangan prima kembar
yang istimewa; bilangan 29 dan 31, di tengahnya
terdapat angka 30, (6 x 5). Bilangan 17 dan 19, di tengahnya angka 18,
(6 x 3), dan bilangan 5 dan 7, di tengahnya angka 6. Bilangan lainnya
adalah 41 dan 43, di tengahnya angka 42 (6 x 7).
Susunan seperti ini, yang diyakini oleh sebagian besar ahli astrofisika sebagai susunan multi universes; yaitu 1 + 6. (satu di tengah, dikelililingi 6 lainnya).
Susunan seperti ini, yang diyakini oleh sebagian besar ahli astrofisika sebagai susunan multi universes; yaitu 1 + 6. (satu di tengah, dikelililingi 6 lainnya).
Faktanya, Surat al-’Ankabut bernomor 29, pada ayat 41
(laba-laba): kedua-duanya adalah bilangan prima kembar, dengan angka
yang diapit bilangan 30 dan 42, merupakan pola heksagonal pula atau
sistematika angka 6.
Sehubungan dengan angka 41, kriptogram Frank Drake menggunakan kode 1271 garis : produk dari bilangan prima 31 dan 41. Peralatan ini dapat dipergunakan untuk memecahkan kode komunikasi antargalaksi, yang diterima dari sinyal-sinyal ETI, Extra Terrestrial Intelligent.11
Nah, sekarang pembaca mendapat pengertian baru, mengapa struktur
jumlah surat al-Qur’an “kebetulan” merupakan rangkaian matematik (19 x 6), dengan koefisien angka 6, yang sebelumnya tidak terungkap. Sekali lagi, bilangan prima kembar 5 mewakili jumlah shalat dalam sehari, prima kembar 7 mewakili lapisan langit dan bumi (7 lapisan dimensi/alam), 17 mewakili jumlah rakaat shalat,19 mewakili kalimat basmallah dan struktur al-Qur’an, dan 29
mewakili surat-surat fawatih. surat-surat lainnya menggunakan bilangan
prima 31 dan 41, misalnya Surat ar-Rahman dengan bilangan 31 dan ayat di atas menggunakan bilangan 41. Semua mewakili bilangan prima kembar yang mengapit pola angka 6: 6, 12, 18, 24, 30, 36,….n.
Surat “Penengah” ini seolah-olah ingin menunjukkan rahasia alam semesta-dari pola heksagonal sarang laba-laba:
Sebagian besar astrofisikawan percaya bahwa susunan multi alam semesta (‘alamin) mengambil pola heksagonal; di mana “gelembung (bubble) tengah” dikelilingi oleh “6 gelembung lainnya dengan ukuran sama”. Susunannya kira-kira sama dengan ice flake,
yang dibentuk oleh molekul air. Ini adalah gambaran yang paling
mendekati – karena (multi) alam semesta belum dapat dibuktikan – hanya
diyakini oleh para ilmuwan dengan pengukuran gaya gravitasi di kosmos
dan jalannya cahaya.12
Al-Qur’an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad SAW (taufiqi),
tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur
yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat,
semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau
tertukarnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan
struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur’an telah terkodetifikasi
secara sempurna sejak ‘azali.
Download selengkapnya E-book MATEMATIKA ALAM SEMESTA Disini
REFERENSI:
1. Abdullah Arik, Beyond Probability – God’s Message in Mathematics, Journal, Submission organisation, hal. 2.
2. Contohnya adalah Dr. Carl Sagan dan Frank Drake, yang menemukan
cryptogram untuk komunikasi antar-bintang: pemecah kode komunikasi dari
sinyal ETI, Extra Terrestrial Intelligent.
3. Baca lebih lanjut Peter Plichta, God’s Secret Formula, atau situs-situs dari Dr. Peter Plichta.
4.Baca Muhammad Abdul Halim, Memahami Al-Qur’an, atau Maulana Muhammad Ali, The Religion of Islam. Di sisi sains, ‘Arsy adalah wilayah hyperspace,
dimensi lebih tinggi dari alam semesta kita yang dikenal. Isi alam
semesta, 5% objek angkasa seperti bintang dan planet-planet, 25% dark matter, dan sisanya 70 % adalah dark energy. Elemen kimia, hidrogen, unsur air melimpah ruah (99,9% ), karena H adalah elemen paling ringan. Bintang baru mengubah hidrogen menjadi elemen kimia yang lebih berat, helium. Baca Encyclopedia Outerspace dari David Darling atau keterangan ahli kosmos Sir Martin Rees dan ahli Fisika Teori Dr. Michio Kaku: Our Cosmic’ Habitat dan Paarallel Universes.
5.http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/Drakecrypto.htm,
diterima 23 Desember 2003. Dari 1000 bintang terdekat, telah disisir
dengan program komputer belum ada tanda-tanda keberadaan ETI. Namun para
ilmuwan tidak putus asa, karena jumlah bintang di luar angkasa jauh
lebih banyak daripada jumlah butiran pasir di planet Bumi.
6. Ibid, http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/AreciboM.htm,
diterima 27 Desember 2003. Antena Arecibo ini diketahui sebagai antena
terbesar yang dipasang di planet Bumi, berlokasi di Peru.
7.Ditemukan pertama kali oleh kelompok ilmuwan Fakir 60 Amerika
Serikat. Selanjutnya, dikembangkan oleh para ahli matematika Muslim,
termasuk surat-surat berbentuk bilangan prima dan ayat-ayat fawatih.
8. Ilmuwan peneliti al-Qur’an di Amerika Scrikat, penulis beberapa artikcl tentang Kitab Mulia.
9. Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Dzikra, Mei 2002, hal. 21.
10. Pernyataan NASA: http://www.geocities.vom/capeCanaveral/Hangar /9434/ sfshesag.html, diterima 23 Desember 2003.
11. Kriptogram Frank Drake: http://www.angelfire.com/on2/daviddarling/Drakecrypto.htm,
diterima 23 Desember 2003. Teknik terbaru memakai program komputer,
ditransmisikan memakai foton (partikel cahaya), bukan sinyal radio lagi.
12. Wawancara BBC mengenai ruang angkasa dan alam semesta: http://216.239.57.1()4/search?q=cache:kiJt6f ixXKAJ:www.bbc.co.uk/science/space/ spacechat/livechat/martin_rees.shtml+hexagonal,universes&hl=en&ie=UTF-8,
diterima 23 Desember 2003. Lebih lengkap baca “Our Casmic Habitat” dari Profesor Sir Martin Rees, seorang ahli kosmos. Gravitasi adalah salah satu gaya dasar di alam semesta yang paling lemah, dari empat gaya dasar yang diketahui.
diterima 23 Desember 2003. Lebih lengkap baca “Our Casmic Habitat” dari Profesor Sir Martin Rees, seorang ahli kosmos. Gravitasi adalah salah satu gaya dasar di alam semesta yang paling lemah, dari empat gaya dasar yang diketahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar