6 Alasan Anak Tidak Menyukai Matematika
Langsung saja ya, berikut 6 (enam) alasan anak tidak menyukai pelajaran matematika:
1. Gambaran yang menyeramkan tentang matematika, berakibat pada Fobia Matematika
Penyajian materi pelajaran matematika dengan menggunakan
bahasa yang menarik dan mudah dimengerti, bisa dipastikan membantu seorang anak
menyukai matematika. Sebaliknya, pengunaan bahasa yang sulit dipahami,
berbelit-belit dan tidak sistematis akan membuat sang anak sulit menerima
“pesan” yang ingin disampaikan oleh guru.
Perasaan ingin dianggap ilmiah didepan siswa kadang
menyebabkan guru menggunakan kata-kata yang sulit dipahami oleh siswa saat
menyajikan materi.
2. Bahasa penyampaian materi pelajaran yang sulit dimengerti
Dalam kaca mata psikologis phobia adalah
ketakutan neurotik berupa reaksi-emosional berlebihan
yang tidak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab rasa takut yang tidak obyektif
dan tidak sebanding dengan resiko jika menghadapi bahaya atau rangsangan tersebut. Ketakutan
seperti ini (Phobia) membuat seseorang melupakan penyebab obyektif dari rasa takut itu sendiri.
yang tidak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab rasa takut yang tidak obyektif
dan tidak sebanding dengan resiko jika menghadapi bahaya atau rangsangan tersebut. Ketakutan
seperti ini (Phobia) membuat seseorang melupakan penyebab obyektif dari rasa takut itu sendiri.
3. Kelas yang menegangkan
Kelas yang menegangkan membuat beban tersendiri bagi siswa. Perasaan tertekan dan takut akan menghambat penyerapan materi pelajaran oleh siswa.
Kelas yang menegangkan membuat beban tersendiri bagi siswa. Perasaan tertekan dan takut akan menghambat penyerapan materi pelajaran oleh siswa.
4. Guru matematika yang “menyeramkan”
kadang-kadang murid menganggap kita
seram ketika label guru matematika melekat pada diri kita. Pemahaman arti
wibawa yang kurang tepat menjadikan wibawa jadi seram, yang menyebabkan ketakutan
bukan simpati. Hukuman yang sok feodal dengan terapi yang berorientasi fisik
dan tidak mendidik memberi efek jerak yang kurang konstruktif.
Bisa dibayangkan kalau seorang
siswa bertanya pada gurunya tentang materi pelajaran dan sang guru tidak bisa
menjawab atau menjawab seadanya, pasti siswa akan kecewa dan kepercayaannya
kepada intelektualitas sang guru menjadi berkurang. Kalau sudah demikian siswa
akan “menyepelekan” guru, dan payahnya bisa-bisa memicu ketidaksukaannya pada
pelajaran matematika.
6. Penyajian materi pelajaran yang kurang menarik
Penyajian materi berulang, tidak kreatif dan monoton menyebabkan kebosanan yang jika
berulang-ulang akan menjadi ketidaksukaan anak pada pelajaran matematika. Komunikasi yang
hanya searah dari guru ke siswa, kurang mempertimbangkan keberadaan siswa/tidak melibatkan
siswa selama proses belajar mengajar membuat berkurangnya perghargaan guru kepada siswa.
Seharusnya seorang guru membuat siswa merasa berharga dengan pelibatan dirinya secara aktif
selama proses belajar mengajar. Rendahnya kreatifitas guru dalam membuat soal (hanya mengacu
pada buku melulu) dan pemecahan soal yang tidak kreatif juga kurang menarik bagi siswa dan
pemicu kebosanan.
Penyajian materi berulang, tidak kreatif dan monoton menyebabkan kebosanan yang jika
berulang-ulang akan menjadi ketidaksukaan anak pada pelajaran matematika. Komunikasi yang
hanya searah dari guru ke siswa, kurang mempertimbangkan keberadaan siswa/tidak melibatkan
siswa selama proses belajar mengajar membuat berkurangnya perghargaan guru kepada siswa.
Seharusnya seorang guru membuat siswa merasa berharga dengan pelibatan dirinya secara aktif
selama proses belajar mengajar. Rendahnya kreatifitas guru dalam membuat soal (hanya mengacu
pada buku melulu) dan pemecahan soal yang tidak kreatif juga kurang menarik bagi siswa dan
pemicu kebosanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar