Senin, 27 Mei 2013

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA



Description: images12.jpg
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA
DAN MANFAATNYA BAGI PENDIDIK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Selasa Pukul 16.00-18.00 di Ruang 07





Oleh:
Nama   :   Irma Khoirul Ummah
NIM    :  120210101007
Kelas   :  D

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Semester Genap 2012 – 2013


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Karakteristik Perkembangan Remaja Dan Manfaatnya Untuk Guru Sekolah Menengah Pertama” ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang diberikan.
            Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nanik sebagai dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membantu kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
            Kami berharap makalah ini dapat membantu kita semua agar lebih memahami tentang Karakteristik Perkembangan Remaja Dan Manfaatnya Untuk Guru Sekolah Menengah Pertama.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya.


                                                                                    Jember, 17 Mei 2013

                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana seseorang akan mengalami perubahan dalam hidupnya, baik dari segi fisik maupun segi psikis. Dalam masa ini seseorang akan mengalami tingkat kedewasaannya dalam menghadapi hidup ini. Seorang anak dapat dianggap sudah dewasa apabila telah menguasai sepenuhnya fungsi fisik dan psikisnya.
Masa remaja  dimulai setelah seseorang mengalami perubahan, baik dari segi fisik maupun psikis. Dalam fase ini seseorang akan mengalami perubahan-perubahan dari masa kanak-kanak ke masa remaja, yang akan membawa seseorang menuju kedewasaannya.  Remaja usia 13 tahun menunjukkan perbedaan yang besar dengan remaja usia 18 tahun. Pada umumnya anak laki-laki mengalami masa pubertas pada usia 12-16 tahun dan 11-15 tahun pada perempuan.
Seseorang dikatakan sudah remaja apabila seseorang itu telah mengalami perubahan dalam hidupnya secara fisik maupun psikis. Dalam masa remaja ini pula seseorang akan mulai mengetahui akan pentingnya kebutuhan seksual dalam hidup mereka.
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Menengah Pertama yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Menengah Pertama. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapa metode pengajaran pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama.


1.2         Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian remaja?
2.      Bagaimana karakteristik umum perkembangan remaja?
3.      Apa manfaat mempelajari karakteristik perkembangan remaja untuk guru Sekolah Menengah Pertama?
4.      Metode pengajaran yang bagaimana yang sesuai untuk mengajar peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama?

1.3         Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian remaja.
2.      Untuk mengetahui karakteristik umum perkembangan remaja.
3.      Untuk mengetahui manfaat mempelajari karakteristik perkembangan remaja untuk guru Sekolah Menengah Pertama.
4.      Untuk mengetahui metode pengajaran yang sesuai untuk mengajar peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama.

1.4     Manfaat

1.      Dapat memberi informasi kepada pembaca pengertian remaja.
2.      Dapat memberi informasi kepada pembaca karakteristik umum perkembangan remaja.
3.      Memberi informasi kepada pembaca manfaat mempelajari karakteristik perkembangan remaja untuk guru Sekolah Menengah Pertama.
4.      Member informasi kepada pembaca mengenai metode pengajaran yang sesuai untuk mengajar peserta didik usia Sekolah Menengah Pertama.


BAB 2. PEMBAHASAN


2.1    Pengertian Remaja

Santrock (2003) mendefinisikan remaja sebagai masa perkembangan transisi antara anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Dari tinjauan usia, maka remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum kawin. Hal ini sesuai dengan batasan 10-19 tahun menurut WHO. Namun batasan usia remaja hingga usia 19 tahun ternyata tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi sehat fisik, mental, dan sosial untuk proses reproduksi, sehingga WHO kemudian meningkatkan cakupan usia remaja sampai 24 tahun (Meiwati Iskandar, 1998). Hurlock (1994) mengatakan bahwa awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja berlangsung dari usia 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun. Sementara di Indonesia sendiri menurut hasil SUPAS pada tahun 1995, proporsi remaja di Indonesia berumur 10-24 tahun sebesar 31,39 % dari keseluruhan jumlah penduduk (BPS, 1995).
Sedangkan oleh Hurlock (1994) masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum. Istilah remaja dalam bahasa Inggris disebut sebagai adolescence, yang berasal dari bahasa latin “adolescare” atau diartikan sebagai tumbuh kearah kematangan. Kematangan disini tidak hanya berarti kematangan fisik, tetapi terutama kematangan sosial psikologi.Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka sebelum abad 18 remaja dimasukkan dalam ketegori anak-anak padahal masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat transisi atau peralihan (Calon dalam Monks, 2006). Dari pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian remaja adalah individu dengan usia rata-rata antara 11-24 dimana terjadi perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional yang terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai pada kemandirian.
Seperti diuraikan, batasan masa remaja sangat sulit dirumuskan sehingga sulit menentukan kapan masa ini dimulai dan kapan berakhirnya. Uuntuk mempermudah maka dipilih batasan secara kronologis yaitu remaja yang digunakan oleh Sarwono (1994) memberi batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan usia 11 tahun adalah usia dimana umumnya tanda seksual sekunder mulai nampak. Batasan usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberi peluang pada mereka yang masih menggantungkan diri pada orangtua dan belum menikah. Secara teoritis, masa remaja dibagi menjadi dua, yaitu: 
1.      Masa pubertas 
Masa pubertas disebut masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa ini, yang tidak sama kuatnya pada semua remaja, diantaranya yaitu:
Ø  Pendapat lama ditinggalkan
Ø  Keseimbangan jiwanya terganggu
Ø  Suka menyembunyikan isi hati
Ø  Masa bangunnya perasaan kemasyarakat
Ø  Adanya perbedaan sikap laki-laki dan sikap perempuan 
Pubertas dianggap sebagai periode sensitif yang memiliki pengaruh sangat besar bagi kehidupan individu. Periode ini menandai perpindahan dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa.
2.      Masa adolesen 
Masa adolesen berada dengalami antara usia 17dan 20 tahun. Atau mengambil betas batas permulaan pada saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedanngkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani. Beberapa diantaranya sifat-sifat adolesen yaitu:
Ø  Mulai tampak garis-garis perkembangan yang dikutinya di kemudian hari
Ø  Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup
Ø  Jika masa pubertas menngalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang
Ø  Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah tapi sulit melaksanakannya
Ø  Ia menunjukan perhatiannya kepada masalah kehidupan sebenarnya (Anonim,2012).

2.2     Karateristik Umum Remaja

Karakteristik remaja berhubungan dengan pertumbuhan (perubahan-perubahan fisik) ditandai oleh adanya  kematangan seks primer dan sekunder.  Sedangkan karakteristik yang relevan dengan perkembangan (perubahan-perubahan aspek psikologis dan sosial).
1.      Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Primer
Kematangan seks primer adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kematangan fungsi reproduksi.  Kematangan seks primer bagi remaja perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche).  Dengan timbulnya kematangan primer ini remaja perempuan merasa sakit kepala, pinggang, perut, dan sebagainya yang menyebabkan merasa capek, mudah lelah, cepat marah.  Adapun kematangan seks primer bagi remaja laki-laki ditandai dengan mimpi basah (noeturnal emmission).
2.      Pertumbuhan Fisik : Kematangan Seks Skunder
Karekteristik seks skunder yaitu ciri-ciri fisik yang membedakan dua jenis kelamin.  Perubahan ciri-ciri skunder pada remaja laki-laki nampak seperti timbulnya “pubic hair” rambut di daerah alat kelamin, timbulnya “axillary hair” rambut di ketiak, seringkali tumbuh dengan lebat rambut di lengan, kaki, dan dada, kulit menjadi lebih kasar dari pada anak-anak, timbulnya jerawat, kelenjar keringat bertambah besar dan bertambah aktif sehingga banyak keringat keluar.  Otot kaki dan tangan membesar, dan timbulnya perubahan suara.
Karakteristik seks skunder remaja perempuan ditandai seperti perkembangan pinggul yang membesar dan menjadi bulat, perkembangan buah dada, timbul “pubic hair’ rambut di daerah kelamin, tumbul “axillary hair” rambut di ketiak, kulit menjadi kasar dibandingkan pada anak-anak, timbul jerawat, kelenjar keringat bertambah aktif sehingga banyak keringat yang keluar dan tumbuhya rambut di lengan dan kaki.
3.      Perkembangan Aspek Psikologis dan Sosial
Karakteristik yang relevan dengan perkembangan (aspek psikologis dan sosial) telah ditandai oleh adanya hal berikut:
Ø  Kegelisahan
Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
Ø  Pertentangan
Pertentangan pendapat remaja dengan lingkungan khususnya orang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.
Ø  Mengkhayal
Keinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh karena itu mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya sebuah ide cemerlang.
Ø  Aktivitas kelompok
Berbagai macam keinginan remaja dapat tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
Ø  Keinginan mencoba segala sesuatu
Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity), mereka lalu menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya.
Menurut Surakhmad (1980) remaja Indonesia menunjukkan bahwa perkembangan yang sempurna membawa peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin mereka, dapat mempertimbangkan dan mengambil keputusan sendiri, melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tua, memulai hidup berkeluarga, memulai hidup dalam ketatasusilaan dan keagamaan.
Menurut Havighurst, (dalam Hurlock, 1999) ciri masa remaja antara lain:
1.      Masa remaja sebagi periode yang penting
Remaja mengalami perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting di masa semua perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan , minat dan nilai baru.
2.      Masa remaja sebagai masa peralihan
Peralihan tidak berarti putus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang serta mempengaruhi pola  dan  yang baru pada tahap berikutnya
3.      Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam  dan  selama masa belajar sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan perubahan  dan  yang berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun maka perubahan  dan  juga menurun
4.      Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode mempunyai masalah-masalah sendiri namun masalah maa remaja sering terjadi masalah yang sulit diatasai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Ada dua alasan bagi kesulitan ini yaitu:
a.    Sepanjang masa anak-anak, masalah anak-anak sebagaian diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah
b.   Remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri menolak bantuan orang tua dan guru
5.   Masa remaja sebagai masa mencari indentitas
Pencarian identitas di mulai ketika masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar kelompok lebih penting daripada ber individualistis. Penyesuaian diri dengan kelompok pada masa remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan namun lambat laun mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan orang lain.
6.      Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak dan ber merusak menyebabkan orang dewasa yang harus memebimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dan ber tidak simpatik terhadap  remaja yang normal.
7.      Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri
8.      Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meningglakan stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada  yang dihubungkan dengan status dewasa yaitu merokok, minum minuman keras, emnggunakan obat-obatan an terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa  ini akan memberi citra yang mereka inginkan.
Sesuai dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat tiga tahap proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan karateristik:
1.      Remaja awal (12-15 tahun)
Pada tahap ini, remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenisdan mudah terangsang secara erotis. Kepekaaan yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan menambahkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2.      Remaja madya (15-18 tahun)
pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
3.      Remaja akhir (18-21 tahun)
Tahap ini adalah masa mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a.    Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b.   Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
c.    Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.   Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.    Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum
 Keniston (dalam Santrock, 2003) menggunakan istilah masa muda sebagai masa transisi antara remaja dan dewasa yang merupakan waktu ketergantungan ekonomi dan pribadi. Batasan ini diambil karena dalam perkembangannya antara masa remaja dan masa dewasa semakin lama semakin kabur. Pertama, karena sebagian remaja tidak melanjutkan sekolah melainkan bekerja atau menikah di usia remaja sehingga dengan begitu mereka akan memasuki dunia orang dewasa pada usia remaja. Kalau dalam keadaan ini dapat dikatakan masa remaja yang diperpendek, maka keadaan yang sebaliknya dapat disebut sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu apabila sesudah masa remaja sesorang masih tinggal dan menjadi tanggungan orangtuanya. Misalnya mahasiswa yang berusia 24 tahun namun masih dibiayai oleh orang tuanya, dengan begitu otoritas masih ada pada orang tua (Monks, 2006).

2.3        Manfaat Mempelajari Karakteristik Perkembangan Remaja Untuk Guru Sekolah Menengah Pertama

Guru memegang peranan yang sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa serta mengembangkan potensi siswa. Kehadiran guru tidak tergantikan oleh unsur yang lain, lebih-lebih dalam masyarakat kita yang multikultural dan multidimensional, dimana peranan teknologi untuk menggantikan tugas-tugas guru sangat minim. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian (Depdiknas, 2005). Guru memiliki beberapa peran yaitu sebagai berikut.
1.      Inspirator dan motivator. Dalam proses belajar dan pembelajaran, guru mampu menstimulasi, mendorong, serta mengelaborasi daya berpikir siswa, sehingga mampu membentuk perasaan senang dalam belajar dan memiliki siap dan perilaku yang tepat.
2.      Seorang yang memiliki sikap empati, yaitu berusaha menyelami alam pikiran dan perasaan siswa.
3.      Pengelola proses belajar yang mampu menfasilitasi setiap kemampuan dan kecerdasan siswa.
4.      Pemegang penguat perilaku yang bijaksana, sehingga perilaku-perilaku positif peserta didik dapat terus berkembang dan mengarah ke tingkat yang lebih baik.
Bagi para pendidik dengan berbagai macam peran yang sudah disebutkan, harapannya dapat mengetahui dan memahami perkembangan dan karakteristik peserta didik. Hal ini sangatlah penting karena “transfer of learning” dalam proses belajar mengajar dapat tersampaikan dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Dengan memahami karakteristik perkembangan peserta didik tersebut, para pendidik dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk mempelajari kemampuan, minat, dan tingkat persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga mampu mempertimbangkan bermacam-macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisis dan meneliti cara belajar, kekuatan dan kelemahan  belajar dari para pesera didiknya.

3.4     Metode Pengajaran yang Sesuai Untuk Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama

Dengan mengetahui karakter perkembangan peserta didiknya, pendidik dapat menggunakan metode-metode yang sesuai untuk peserta didiknya, dari sekian banyaknya model-model pembelajaran, secara umum ada tiga model pembelajaran yang dapat digunakan untuk karakteristik anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu:
1.      Model pembelajaran langsung (Direct Instruction)
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran ini yang lebih dominan adalah metode Tanya Jawab, metode Ceramah, dan lain-lain. Model ini harus dikemas melibatkan terjadinya interaksi multi arah. Model pembelajaran langsung mempunyai fase-fase penting diantaranya : Fase pendahuluan, pada fase ini guru menyampaikan kompetensi apa yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran, memotivasi belajar, mengingatkan materi prasyarat. Fase Presentasi materi, guru dengan menggunakan metode ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan Tanya Jawab). Kemudian fase terakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menyimpulkan hasil belajar dan memberikan umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Fase tersebut dapat disajikan pada tabel berikut :

Fase
Peran Guru
Pendahuluan
Menyampaikan kompetensi yang harus dikuasai siswa, memotivasi, mengingatkan materi sebelumnya, dan mempersiapkan siswa
Presentasi Materi
mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap dengan metode ceramah dan resitasi
embimbing Pelatihan
melakukan latihan terbimbing
Memberikan umpan balik
mengecek kemampuan siswa dan memberikan umpan balik
Kesimpulan
Merangkum dengan tanya jawab dan memberi tugas
Sumber : Drs. Sumardi Pengembangan Model Pembelajaran, Widyaiswara LPMP Yogyakarta
2.      Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk tujuan bersama. Model kooperatif merupakan model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mencapai kompetensinya dengan menekankan kerjasama antarsiswa. Dengan demikian, metode mengajar yang digunakan guru adalah diskusi kelompok. Adapun ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain :
a.       Untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan, siswa belajar dalam kelompok.
b.      Kelompok dibentuk dari siswa dengan memperhatikan kemampuan,gender, ras, budaya dan suku.
c.       Penghargaan diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan penting, yaitu :
1.      Hasil Belajar Akademik 
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan proses konstruksi siswa terhadap pengetahuan yang dipelajarinya.
2.      Penerimaan terhadap keberagaman
Menumbuhkembangkan interaksi sosial bagi siswa. Siswa akan lebih mudah menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang.
3.      Pengembangan ketrampilan social
Mengembangkan saling percaya dengan berbagi tugas dalam kelompok, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mempresentasikan dan lain-lain.

3.      Model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruction)
Model PBM (Problem Based Instruction) adalah suatu metode yang diajarkan dengan melihat fakta yang berkembang atau berdasarkan masalah yang ada kemudian akan dilakukan diskusi dan pemecahan masalah tersebut. Model Pembelajaran berdasarkan pada masalah tertentu, bertujuan untuk:
a)      Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir danketrampilan memecahkan masalah.
b)      Belajar menjadi peranan sebagai orang dewasa.
c)      Belajar Mandiri.
Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah sebagai berikut :
1)      Penetapan Tujuan
Guru mendeskripsikan tujuan model pembelajaran masalah.
2)      Merancang situasi masalah
Guru merumuskan masalah yang akan dipelajari/diselidiki siswa. Masalah tersebut harus otentik, dan bermakna bagi siswa.
3)      Organisasi sumber daya dan rencana logistic
Guru menyiapkan atau menginformasikan material, sarana atau sumberbelajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam memecahkan masalahyang ada.
4)      Orientasi siswa pada masalah
Siswa diberikan pengertian bahwa tujuan pembelajaran berdasarkanmasalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar,melainkan siswa harus melakukan penelitian terhadap masalah pentinguntuk biasa belajar mandiri.
5)      Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Mengembangkan ketrampilan kerjasama antar siswa dan salingmembantu untuk menyelidiki masalah secara bergotong royong. Guru membantu siswa yang memerlukan dalam merencanakan penyelidikandan tugas-tugas pelaporan.
6)       Assessment dan evaluasi
Sistem assessment yang dilakukan adalah penilaian otentik yang menyangkut penilaian proses berfikir siswa dan juga penilaian hasil belajar.

BAB 3. PENUTUP


a.      Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah merupakan periode yang penting dimana didalamnya merupakan gabungan antara periode peralihan, periode perubahan, usia yang bermasalah, mencari indentitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa tidak realistik, masa ambang kedewasaan. Sedangkan kekhususan pada tugas perkembangan seksual maka pada masa ini mulai terjadinya perubahan baik secara sosial, fisik, dan mental terhadap hal-hal seksual.
Dengan memahami karakteristik perkembangan peserta didiknya, para pendidik dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk mempelajari kemampuan, minat, dan tingkat persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga mampu mempertimbangkan bermacam-macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisis dan meneliti cara belajar, kekuatan dan kelemahan  belajar dari para pesera didiknya. Dan para pendidik dapat menggunakan beberapa metode pengajaran yang sesuai untuk peserta didik usia Sekolah menegah pertama yaitu  model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berdasarkan masalah.

b.      Saran

Makalah ini masih perlu perbaikan, ada kalanya pembaca mampu memberi saran demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2011.

Anonim,2012
Anonim.2012.
Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Refika Aditama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...